Keputusan Google untuk berhenti menyaring hasil pencarian di layanan mesin pencari mereka di China disambut baik kalangan aktivis hak asasi manusia dan pegiat anti-sensor. Termasuk di antaranya sebuah komite wartawan.
Index on Censorship misalnya. Organisasi yang aktif mengkampanyekan kebebasan berekspresi, memuji tindakan Google sebagai tindakan yang sangat berani dan berprinsip.
“China merupakan pasar yang sangat menggoda bagi siapapun dan Google telah berkembang di sana selama beberapa tahun meski masih berada di bawah Baidu dalam soal penggunaan,” kata seorang juru bicara Index on Censorship, seperti VIVAnews kutip dari Guardian, 23 Maret 2010.
“Google bisa saja dengan mudah menggunakan pandangan jangka pendek dan mengatakan ‘kami akan mengikuti permainan rezim (China)’, namun mereka memutuskan untuk tidak mengikutinya,” kata juru bicara tersebut. “Untuk itu mereka layak mendapat ucapan selamat,” ucapnya.
Adapun Amnesty International, yang vokal mengungkapkan ketidakpuasan atas sikap diam Google terhadap permintaan pemerintah China, juga menyambut baik keputusan Google.
“Amnesty konsisten meminta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di China untuk berhenti bekerjasama dengan otoritas China atas permintaan sensor mereka, dan untuk menghormati hak kebebasan berekspresi bagi pengguna web di China,” kata Kate Allen, Direktur Amnesty International di Inggris.
Allen menyebutkan, langkah Google yang melawan prinsip-prinsip tersebut merupakan kabar baik. “Ini merupakan teroboson bagi perusahaan-perusahaan internet di China, yakni untuk bersikap transparan mengenai apa yang disaring dan disensor sesuai permintaan pemerintah dan untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat di manapun mereka bisa, menggunakan pendekatan hukum,” lanjut Allen.
Committee to Protect Journalists, badan independen untuk melindungi kebebasan pers, berharap akan melihat perubahan sikap China mengenai internet.
“Kami menyambut baik tindakan Google dan berharap semua perusahaan internet yang beroperasi di China mengambil posisi prinsipil serupa,” kata Robert Mahoney, deputi direktur komite. “Banyak situs internet yang disensor pemerintah China merupakan situs berita dan jejaring sosial,” ucapnya.
Mahoney menyatakan, keputusan Google untuk berhenti melakukan sensor akan membuat Google sebagai pihak yang salah. “Namun, untuk jangka panjang kami harap itu bisa menekan pemerintah China untuk membiarkan warga negaranya mengakses berita dan informasi yang mereka perlukan,” ucap Mahoney. (VIVAnews)
Selasa, 23 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar